Kupanggil Namamu
sambil menyeberangi sepi
kupanggil namamu wanitaku
apakah kau tak mendengarku
malam yang berkeluh kesah
memeluk jiwaku yang payah
yang resah
karena memberontak terhadap rumah
memberontak adat yang latah
dan akhirnya terkoda cakrawala
sia-sia kucari pancaran sinar matamu
ingin ku ingat bau tubuhmu
yang kini sudah ku lupa
sia-sia
tak ada yang bisa kujangkau
sempurnalah kesepianku
angin pemberontakan
menyerang langit dan bumi
dan dua belas ekor srigala
muncul dari masa silam
merobek hatiku yang celaka
berulang kali kupanggil namamu
dimana engkau wanitaku
apakah engkau menjadi maa silamku
kupanggil namamu
kupanggil namamu
karena engkau rumah di lembah
dan Tuhan?
Tuhan adalah seniman tak terduga
yang selalu sebagai sedia kala
hanya memperdulikan hal yang besar saja
seribu jari dari masa silam
menuding kepadaku
tidak
aku tak bisa kembali
sambil terus memeanggil namamu
amarah pemberontakan yang suci
bangkit dengan perkasa malam ini
dan menghamburkan diri kecakrawala
yang sebagai gadis telanjang
membukakan diri padaku
penuh dan perawan
keheningan sesudah itu
sebegai telaga yang beku dan akupun beku ditepinya
wajahku lihatlah wajahku
terkaca dikeheningan
berdarah dan luka-luka'
dicakar masa silamku
sambil menyeberangi sepi
kupanggil namamu wanitaku
apakah kau tak mendengarku
malam yang berkeluh kesah
memeluk jiwaku yang payah
yang resah
karena memberontak terhadap rumah
memberontak adat yang latah
dan akhirnya terkoda cakrawala
sia-sia kucari pancaran sinar matamu
ingin ku ingat bau tubuhmu
yang kini sudah ku lupa
sia-sia
tak ada yang bisa kujangkau
sempurnalah kesepianku
angin pemberontakan
menyerang langit dan bumi
dan dua belas ekor srigala
muncul dari masa silam
merobek hatiku yang celaka
berulang kali kupanggil namamu
dimana engkau wanitaku
apakah engkau menjadi maa silamku
kupanggil namamu
kupanggil namamu
karena engkau rumah di lembah
dan Tuhan?
Tuhan adalah seniman tak terduga
yang selalu sebagai sedia kala
hanya memperdulikan hal yang besar saja
seribu jari dari masa silam
menuding kepadaku
tidak
aku tak bisa kembali
sambil terus memeanggil namamu
amarah pemberontakan yang suci
bangkit dengan perkasa malam ini
dan menghamburkan diri kecakrawala
yang sebagai gadis telanjang
membukakan diri padaku
penuh dan perawan
keheningan sesudah itu
sebegai telaga yang beku dan akupun beku ditepinya
wajahku lihatlah wajahku
terkaca dikeheningan
berdarah dan luka-luka'
dicakar masa silamku
A. Struktur
lahir
1. Tipografi
Perwajahan puisi berupa baris-baris yang tidak
memenuhi permukaan kertas. Penyusunan baris teratur, berawal dari batas kiri
yang rata tanpa ada bait atau baris yang menjotok ke dalam.
2. Citraan
a. Citraan gerakan
sambil menyeberangi sepi, memeluk jiwaku yang payah,
sia-sia kucari pancaran sinar matamu,
tak ada yang bisa kujangkau
menyerang langit dan bumi, bangkit dengan perkasa malam ini,
dan menghamburkan diri kecakrawala, dicakar masa silamku
kata-kata menyebrangi, memeluk, kucari,kujangkau,menyerang,bangkit, dan menghamburkan merupakan kata yang jika bayangkan menimbulkan suatu yang bergerak.
menyerang langit dan bumi, bangkit dengan perkasa malam ini,
dan menghamburkan diri kecakrawala, dicakar masa silamku
kata-kata menyebrangi, memeluk, kucari,kujangkau,menyerang,bangkit, dan menghamburkan merupakan kata yang jika bayangkan menimbulkan suatu yang bergerak.
b. Citraan
penglihatan
sia-sia kucari pancaran sinar matamu,muncul dari masa silam,
amarah pemberontakan yang suci, yang sebagai gadis telanjang
wajahku lihatlah wajahku
sia-sia kucari pancaran sinar matamu,muncul dari masa silam,
amarah pemberontakan yang suci, yang sebagai gadis telanjang
wajahku lihatlah wajahku
c. Citraan
pendengaran
kupanggil namamu wanitaku
kupanggil namamu wanitaku
d. Citraan perabaan
merobek hatiku yang celaka
merobek hatiku yang celaka
e. Citraan penciuman
ingin ku ingat bau tubuhmu
ingin ku ingat bau tubuhmu
3. Enjabemen
(pemenggalan)
Pemenggalan bait sudah sesuai, karena setiap satu
bait telah membuahkan satu makna namun tetap berkesinambungan dengan bait-bait
lainnya.
4. Diksi
sambil menyeberangi sepi
kupanggil namamu wanitaku
kupanggil namamu wanitaku
...
dicakar
masa silamku
Diksi puisi Ws. Rendra “ Kupanggi Namamu” sudah menggunakan diksi yang sesuai, misal pada baris pertama pada kata “Menyebrangi” lebih mampu mendukung curahan isi hati penulis dibandingkan jika memakai kata “Melewati/merasakan”. Lalu pada baris terakhir pada kata “ Dicakar” lebih mendukung dibanding dengan kata “Dihampiri”.
Diksi puisi Ws. Rendra “ Kupanggi Namamu” sudah menggunakan diksi yang sesuai, misal pada baris pertama pada kata “Menyebrangi” lebih mampu mendukung curahan isi hati penulis dibandingkan jika memakai kata “Melewati/merasakan”. Lalu pada baris terakhir pada kata “ Dicakar” lebih mendukung dibanding dengan kata “Dihampiri”.
5. Kata Kongkret
sambil menyeberangi sepi
memeluk jiwaku yang payah
yang resah
ingin ku ingat bau tubuhmu
sempurnalah kesepianku
Kata kongkret merupakan kata –kata yang dapat ditangkap oleh indra manusia (menimulkan imaji) sehingga para penikmat sastra akan mengganggap bahwa mereka benar-benar melihat, mendengar, merasakan dan mengalami segala sesuatu yang dialami penyair, misal pada baris sempurnalah kesunyianku.Kata sempurna mengonkretkan sesuatu yang benar-benar utuh, komplit, dan lengkap segalanya, sehingga dapat menggambarkan bahwa yang dirasakan si aku adalah benar-benar kesunyian yang utuh/lengkap.
memeluk jiwaku yang payah
yang resah
ingin ku ingat bau tubuhmu
sempurnalah kesepianku
Kata kongkret merupakan kata –kata yang dapat ditangkap oleh indra manusia (menimulkan imaji) sehingga para penikmat sastra akan mengganggap bahwa mereka benar-benar melihat, mendengar, merasakan dan mengalami segala sesuatu yang dialami penyair, misal pada baris sempurnalah kesunyianku.Kata sempurna mengonkretkan sesuatu yang benar-benar utuh, komplit, dan lengkap segalanya, sehingga dapat menggambarkan bahwa yang dirasakan si aku adalah benar-benar kesunyian yang utuh/lengkap.
6. Majas
a. Metafora
Pemakaian kata atau kelompok kata
bukan arti sebenarnya.
sambil menyeberangi sepi, malam yang berkeluh kesah, dan menghamburkan diri kecakrawala
b. Personifikasi
Membandingkan benda-benda tak
bernyawa seolah-olah mempunyai sifat seperti manusia., angin pemberontak,
seribu
jari dari masa silam
menuding kepadaku
c. Hiperbola
wajahku lihatlah wajahku
terkaca dikeheningan
berdarah dan luka-luka'
dicakar masa silamku
terkaca dikeheningan
berdarah dan luka-luka'
dicakar masa silamku
B. Struktur batin
1. Tema
Tema puisi Kupanggil Namamu adalah
ungkapan kerinduan mendalam seseorang kepada sang kekasih. Akan tetapi sang
kekasih telah bersama orang lain dan itu membuat si Aku menjadi sangat terluka
dan mengingatkan nya kembali pada masa silam.
2. Rasa
Sang penyair menyikapi kerinduan
nya dengan penuh rasa sakit dan menusuk perasaan.
3. Nada
Sikap penyair tehadap si pembaca
adalah acuh tak acuh, penyair hanya menceritakan atau menulis puisi ini
seolah-olah utuk kekasihnya, tamba menggurui, menasehati ataupun memarahi
pembaca.
4. Suasana
Suasana yang dirimbulkan dari puisi
ini adalah rasa iba dan kasihan kepada si aku.