Senja Di Pelabuhan
Kecil
Kepada Sri Ayati
Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut
Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak
Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap
A. Struktur
lahir
1. Tipografi
Perwajahan puisi berupa
baris-baris yang tidak memenuhi permukaan kertas. Penyusunan baris teratur,
berawal dari batas kiri yang rata tanpa ada bait atau baris yang menjotok ke
dalam.
2. Citraan
a. Citraan gerakan
Ini
kali tidak ada yang mencari cinta, Gerimis
mempercepat kelam
Aku
sendiri. Berjalan , menyisir
semenanjung, desir hari lari berenang
b. Citraan
perabaan
menghembus diri
dalam mempercaya mau berpaut
c. Citraan penglihatan
menemu
bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
d. Citraan penciuman dan citraan pendengaran
-
e. Enjabemen
(pemenggalan)
Pemenggalan bait sudah
sesuai, karena setiap satu bait telah membuahkan satu makna namun tetap
berkesinambungan dengan bait-bait lainnya.
f. Diksi
Diksi yang digunakan
agak sulit untuk dipahami, akan tetapi jika pembaca menganalisi lagi lebih
dalam maka pembaca akan menemukan betapa patah hatinya penyar yang tak mampu
mengungkapakan cintanya hingga sang pujaan hati bersama orang lain “ Sekali tiba
di ujung dan sekalian selamat jalan, dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa
terdekap”
g. Kata Kongkret
Kata kongkret merupakan
kata –kata yang dapat ditangkap oleh indra manusia (menimulkan imaji) sehingga
para penikmat sastra akan mengganggap bahwa mereka benar-benar melihat,
mendengar, merasakan dan mengalami segala sesuatu yang dialami penyair. Misal: “Menyisir
semenanjung, masih pengap harap” kata pengap mengkonkretkan sesuatu yang benar-benar
sesak, kurang mendapat udara dari luar sehingga yang dirasakan penyair seakan-akan terpenjara dalam harapannya.
h. Majas
1. Metafora
Ini kali tidak ada yang
mencari cinta
Gerimis mempercepat
kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
Tiada lagi. Aku
sendiri. Berjalan
2. Personifikasi
Ini kali tidak ada yang mencari cinta
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya
mau berpaut
B. Struktur batin
1. Tema
Tema
puisi Senja di Pulau Kecil bertemakan cinta. Dalam puisi ini penyair sedang
merasakan patah hati kepada sang pujaan hati karena ia tak mampu mengungkapkan
rasa cintanya kepada sang pujaan hati hingga sang pujaan pergi bersama orang
lain.
2. Rasa
Sang
penyair menyikapi patah hati penuh dengan luka, di tambah ia tidak pernah
berani/ mampu mengungkapkan perasaannya hingga
sang pujaan hati telah bersama orang lain
3. Nada
Sikap penyair
tehadap si pembaca adalah acuh tak acuh, penyair hanya menceritakan atau
menulis puisi ini seolah-olah utuk pujaan hatinya, tampa menggurui, menasehati
ataupun memarahi pembaca.
4. Suasana
Suasana
yang dirimbulkan dari puisi ini adalah rasa penyesalan karena pengungkapan
cinta yang terlambat sehingga bertepuk sebelah tangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar