UNGKAPAN
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, manusia memerlukan beberapa kebutuhan
pokok, diantaranya adalah bahasa. Mengingat pentingnya bahasa sebagai alat
komunikasi dan tidak ada satu orang pun yang hidup tanpa berkomunikasi sehingga
melalui bahasa seseorang dapat berkomunikasi (berinteraksi) dengan yang
lainnya.
Adapun
bahasa dapat digunakan apabila saling memahami atau saling mengerti erat
hubungannya dengan penggunaan sumber bahasa yang kita miliki. Kita dapat memahami
maksud dan tujuan orang lain berbahasa/berbicara apabila kita mendengarkan
dengan baik apa yang dikatakan. Untuk itu keseragaman berbahasa sangatlah
penting, supaya komunikasi berjalan lancar.
Tindakan
seseorang dalam berinteraksi kadang-kadang menggunakan ungkapan untuk
menyampaikan maksud dan tujuan baik hanya untuk meginformasikan, menasehati
ataupun menyindir. Namun tidak semua orang dapat langsung pahan terhadap apa
yang di sampaikan menggunakan ungkapan. Selain itu, di zaman seperti sekarang
ini banyak pelajar atau mahasiswa yang tidak lagi menggunakan ungkapan saat
beriteraksi. Padahal itu sangat penting untuk mengangkat citra bahasa
Indonesia. Maka dari itu pada penulisan makalah kali ini penulis akan
menguraikan tentang “Ungkapan”.
1.2
Rumusan Masalah
1. Apa
pengertian ungkapan?
2. Apa
macam-macam ungkapan berdasarkan unsur pembentuknya?
3.
|
1.3
Tujuan dan Manfaat
1. Untuk
membahas dan mengetahui pengertian ungkapan.
2. Untuk
membahas dan mengetahui macam-macam
ungkapan berdasarkan unsur pembentuknya.
3. Untuk
membahas dan mengetahui macam-macam
ungkapan berdasarkan kata pembentuknya.

PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Ungkapan
Ungkapan
adalah kata atau gabungan kata yang digunakan oleh pembicara atau penulis untuk
meyatakan suatu hal, maksud, kejadian, atau sifat secara tidak langsung.
(Menurut Chaer dalam Aziz: 2016: 110). Sedangkan Aryani mengemukakan ungkapan
adalah kelompok kata yang berfungsi
untuk menyatakan suatu maksud tertentu. (Aryani: 2015: 148).
Menurut Ma’arif , ungkapan adalah
gabungan dua kata atau lebih yang maknanya tidak dapat diturunkan dari makna
kata-kata yang membentuknya, seperti buah mulut, mata hati, jantung hati, dan
sebagainya. (Ma’arif: 2013).
Berdasarkan beberapa pengertian
tentang ungkapan dapat disimpulkan bahawa ungkapan adalah kelompok kata atau
gabungan kata yang digunakan untuk menyampaikan maksud secara tidak langsung.
Dalam hal ini ungkapan yang digunakan harus sesuai dengan apa maksud dan tujuan
yang ingin disampaikan. Perlu juga diketahui kelompok kata
tersebut bersifat tetap, tidak bisa disisipi kata-kata yang lain serta maknanya
tidak dapat langsung diturunkan dari kata-kata pembentuknya. Sehingga seorang
pembicara yang ingin menggunakan ungkapan perlu mempelajari dan mengenal
ungkapan meski hanya sebagian kecil agar tepat pengguannya pada konteks
tertentu.
2.2
Macam-macam Ungkapan Berdasarkan Unsur
Pemebentuknya
1. Ungkapan
penuh/ Idiom penuh
Ungkpan
penuh adalah ungkpan yang unsur-unsur pembentuknya telah kehilangan makna
leksikalnya.
Contoh:
a.
Gulung Tikar: Bangkrut
b.
Orang jauh : Perantau
c.
|
d.
Penaik darah : Lekas Marah
e.
Buaya darat : Penjahat ulung
f.
Buang penat : Melepas lelah
g.
Otak kosong : Bebal / Bodoh
h.
Kambing hitam : Orang yang dituduh/tempat
kesalahan
i.
Main serong : Selingkuh
j.
Berpangku tangan : Bermalas-malasan /
tidak berbuat apa-apa
k.
Bunga desa : Primadona
2. Ungkapan
sebagian/ Idiom sebagian
Contoh:
a.
Mata keranjang: Sifat yang selalu merasa
birahi melihat lawan jenisnya
b.
Lapangan hujau: Lapangan sepak bola
c.
Naik darah : Emosi
d.
Kepala dingin : Berpikir tenang
e.
Pasar gelap : Pasar yang digunakan untuk
transaksi barang-barang illegal
f.
Harga mati : Tidak bisa ditawar lagi
g.
Meja hijau : Meja pengadilan
h.
kabar burung : Kabar belum pasti
2.3
Macam-macam Ungkapan Berdasarkan Kata
Pembentuknya
1. Ungkapan dengan bagian tubuh
Contoh:
a. Jeng Sri memang tinggi hati. (sombong)
a. Jeng Sri memang tinggi hati. (sombong)
b. Karena ucapan orang itu, Waluyo naik darah. (marah)
c. Itulah akibatnya kalau menjadi
anak yang berkepala batu. (tidak mau
menurut)
2.
Ungkapan dengan indra
Contoh:
a. Hati-hati terhadap orang yang besar mulut itu. (membual)
a. Hati-hati terhadap orang yang besar mulut itu. (membual)
b. Merah telinganya ketika ia dituduh sebagai koruptor. (marah)
c. Karena mata gelap, dia mengamuk di kantor. (hilang kesabaran)
3.
Ungkapan
dengan nama warna
Contoh:
a. Lebih baik berputih tulang daripada hidup menanggung malu seperti ini.
a. Lebih baik berputih tulang daripada hidup menanggung malu seperti ini.
(mati)
b. Ketika kutinggalkan dulu engkau masih merah, sekarang sudah seorang
jejaka. (masih bayi)
c. Perjanjian itu haruslah dibuat hitam di atas putih supaya ada bukti.
(tertulis)
4.
Ungkapan
dengan nama benda alam
Contoh:
a. Selama pertandingan sepak bola itu,
benar-benar dia menjadi bintang lapangan.
(pemain yang baik).
b. Pidatonya digaraminya dengan lelucon sehingga menarik para pendengarnya.
(dibumbui; dihiasi)
c. Jangan lekas percaya akan kabar angin itu. (kabar yang belum
pasti; desas-desus)
5.
Ungkapan
dengan nama binatang
Contoh:
a. Lagi-lagi aku yang dikambing hitamkan bila timbul keributan
di kelas. (orang yang dipersalahkan).
b.Maaf, aku tak sudi kau jadikan aku sebagai kuda tunggangmu. (kausuruh-suruh untuk
kepentinganmu).
c.Dasar kau berotak udang, soal semudah ini saja kau tak mengerti. (bodoh).
6.
Ungkapan dengan bagian tumbuh-tumbuhan
Contoh:
a. Kalau rasa permusuhan itu tidak dicabut sampai akar-akarnya, hubungan kalian tak pernah baik. (dihilangkan benar-benar)
a. Kalau rasa permusuhan itu tidak dicabut sampai akar-akarnya, hubungan kalian tak pernah baik. (dihilangkan benar-benar)
b. “Gema Tanah Air” sebuah bunga
rampai yang disusun oleh H.B. Jassin. (buku yang berisi kumpulan karangan
beberapa orang)
c. Segala pekerjaannya hampir tak
ada yang berbuah. (berhasil)
7. Ungkapan dengan kata bilangan
7. Ungkapan dengan kata bilangan
Contoh:
a. Kalau bekerja dengan setengah hati, hasilnya kurang memuaskan (tidak sungguh-sungguh)
b. Janganlah seperti pepatah: Masuk tiga keluar empat. (pengeluaran lebih besar daripada penghasilan)
a. Kalau bekerja dengan setengah hati, hasilnya kurang memuaskan (tidak sungguh-sungguh)
b. Janganlah seperti pepatah: Masuk tiga keluar empat. (pengeluaran lebih besar daripada penghasilan)
d. Keduanya telah mengadakan pertemuan
empat mata kemarin. (pertemuan rahasia).

PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Ungkapan adalah kelompok kata yang
disampaikan bukan makna sebenarnya sesuai dengan maksud dan tujuannya ataupun
untuk menyindir, sehingga sekarang ini penting bagi mahasiswa atau pelajar meningkatkan
penggunaan ungkapan saat berkomunikasi utamanya untuk mengangkat citra bahasa
Indonesia.
3.2
Saran
Demikianlah makalah ini. Semoga
dapat berguna bagi penulis pribadi dan pembaca umumnya. Penulis menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.
|
|
Aryani, Heviana Septi.
2015. Majas, EYD, Pribaha, Kata Baku, dan
Tidak Baku. Yogyakarta: Buku Pintar.
Aziz. 2016. Pembinaan
Bahasa Indonesia. Makassar: Pena Indis.
Hermawan, Herry. 2012. Menyimak Keterampilan Berkomunikasi yang
Terabaikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Ma’arif,
Syamsul. 2013. Diksi, Ungkapan, dan
Majas. Internet. http://ayipalmaarif.blogspot.co.id/2013/08/diksi-ungkapan-majas.html. Diakses 21 November 2016.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar