Rabu, 30 November 2016

Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia-Ungkapan



 UNGKAPAN

 BAB I
PENDAHULUAN

1.1            Latar Belakang
Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, manusia memerlukan beberapa kebutuhan pokok, diantaranya adalah bahasa. Mengingat pentingnya bahasa sebagai alat komunikasi dan tidak ada satu orang pun yang hidup tanpa berkomunikasi sehingga melalui bahasa seseorang dapat berkomunikasi (berinteraksi) dengan yang lainnya.
Adapun bahasa dapat digunakan apabila saling memahami atau saling mengerti erat hubungannya dengan penggunaan sumber bahasa yang kita miliki. Kita dapat memahami maksud dan tujuan orang lain berbahasa/berbicara apabila kita mendengarkan dengan baik apa yang dikatakan. Untuk itu keseragaman berbahasa sangatlah penting, supaya komunikasi berjalan lancar.
Tindakan seseorang dalam berinteraksi kadang-kadang menggunakan ungkapan untuk menyampaikan maksud dan tujuan baik hanya untuk meginformasikan, menasehati ataupun menyindir. Namun tidak semua orang dapat langsung pahan terhadap apa yang di sampaikan menggunakan ungkapan. Selain itu, di zaman seperti sekarang ini banyak pelajar atau mahasiswa yang tidak lagi menggunakan ungkapan saat beriteraksi. Padahal itu sangat penting untuk mengangkat citra bahasa Indonesia. Maka dari itu pada penulisan makalah kali ini penulis akan menguraikan tentang “Ungkapan”.

1.2            Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian ungkapan?
2.      Apa macam-macam ungkapan berdasarkan unsur pembentuknya?
3.     
                1
 
Apa macam-macam ungkapan berdasarkan kata pembentuknya?

1.3            Tujuan dan Manfaat
1.      Untuk membahas dan mengetahui pengertian ungkapan.
2.      Untuk membahas dan mengetahui  macam-macam ungkapan berdasarkan unsur pembentuknya.
3.      Untuk membahas dan mengetahui  macam-macam ungkapan berdasarkan kata pembentuknya.

















BAB II
PEMBAHASAN

2.1            Pengertian Ungkapan
Ungkapan adalah kata atau gabungan kata yang digunakan oleh pembicara atau penulis untuk meyatakan suatu hal, maksud, kejadian, atau sifat secara tidak langsung. (Menurut Chaer dalam Aziz: 2016: 110). Sedangkan Aryani mengemukakan ungkapan adalah  kelompok kata yang berfungsi untuk menyatakan suatu maksud tertentu. (Aryani: 2015: 148).
Menurut Ma’arif , ungkapan adalah gabungan dua kata atau lebih yang maknanya tidak dapat diturunkan dari makna kata-kata yang membentuknya, seperti buah mulut, mata hati, jantung hati, dan sebagainya. (Ma’arif: 2013).
Berdasarkan beberapa pengertian tentang ungkapan dapat disimpulkan bahawa ungkapan adalah kelompok kata atau gabungan kata yang digunakan untuk menyampaikan maksud secara tidak langsung. Dalam hal ini ungkapan yang digunakan harus sesuai dengan apa maksud dan tujuan yang ingin disampaikan. Perlu juga diketahui kelompok kata tersebut bersifat tetap, tidak bisa disisipi kata-kata yang lain serta maknanya tidak dapat langsung diturunkan dari kata-kata pembentuknya. Sehingga seorang pembicara yang ingin menggunakan ungkapan perlu mempelajari dan mengenal ungkapan meski hanya sebagian kecil agar tepat pengguannya pada konteks tertentu.

2.2            Macam-macam Ungkapan Berdasarkan Unsur Pemebentuknya
1.      Ungkapan penuh/ Idiom penuh
Ungkpan penuh adalah ungkpan yang unsur-unsur pembentuknya telah kehilangan makna leksikalnya.
Contoh:
a.       Gulung Tikar: Bangkrut
b.      Orang jauh : Perantau
c.      
3
 
Main gila : Bersuka-sukaan
d.      Penaik darah : Lekas Marah
e.      Buaya darat : Penjahat ulung
f.        Buang penat : Melepas lelah
g.       Otak kosong : Bebal / Bodoh
h.      Kambing hitam : Orang yang dituduh/tempat kesalahan
i.         Main serong : Selingkuh
j.        Berpangku tangan : Bermalas-malasan / tidak berbuat apa-apa
k.       Bunga desa : Primadona
2.      Ungkapan sebagian/ Idiom sebagian
Contoh:
a.       Mata keranjang: Sifat yang selalu merasa birahi melihat lawan jenisnya
b.      Lapangan hujau: Lapangan sepak bola
c.       Naik darah : Emosi
d.      Kepala dingin : Berpikir tenang
e.      Pasar gelap : Pasar yang digunakan untuk transaksi barang-barang illegal
f.        Harga mati : Tidak bisa ditawar lagi
g.       Meja hijau : Meja pengadilan
h.      kabar burung : Kabar belum pasti

2.3            Macam-macam Ungkapan Berdasarkan Kata Pembentuknya
1.      Ungkapan dengan bagian tubuh
Contoh:
a. Jeng Sri memang tinggi hati. (sombong)
b. Karena ucapan orang itu, Waluyo naik darah. (marah)
c. Itulah akibatnya kalau menjadi anak yang berkepala batu. (tidak mau menurut)
2.  Ungkapan dengan indra
Contoh:
a. Hati-hati terhadap orang yang besar mulut itu. (membual)
b. Merah telinganya ketika ia dituduh sebagai koruptor. (marah)
c. Karena mata gelap, dia mengamuk di kantor. (hilang kesabaran)
3.      Ungkapan dengan nama warna
Contoh:
a. Lebih baik berputih tulang daripada hidup menanggung malu seperti ini.
(mati)
b. Ketika kutinggalkan dulu engkau masih merah, sekarang sudah seorang jejaka. (masih bayi)
c. Perjanjian itu haruslah dibuat hitam di atas putih supaya ada bukti. (tertulis)
4.      Ungkapan dengan nama benda alam
Contoh:
a.       Selama pertandingan sepak bola itu, benar-benar dia menjadi bintang lapangan. (pemain yang baik).
b.      Pidatonya digaraminya dengan lelucon sehingga menarik para pendengarnya. (dibumbui; dihiasi)
c.       Jangan lekas percaya akan kabar angin itu. (kabar yang belum pasti; desas-desus)
5.      Ungkapan dengan nama binatang
Contoh:
a. Lagi-lagi aku yang dikambing hitamkan bila timbul keributan di kelas. (orang yang dipersalahkan).
b.Maaf, aku tak sudi kau jadikan aku sebagai kuda tunggangmu. (kausuruh-suruh untuk kepentinganmu).
c.Dasar kau berotak udang, soal semudah ini saja kau tak mengerti.  (bodoh).
6. Ungkapan dengan bagian tumbuh-tumbuhan
Contoh:
a. Kalau rasa permusuhan itu tidak dicabut sampai akar-akarnya, hubungan kalian tak pernah baik. (dihilangkan benar-benar)
b. “Gema Tanah Air” sebuah bunga rampai yang disusun oleh H.B. Jassin. (buku yang berisi kumpulan karangan beberapa orang)
c. Segala pekerjaannya hampir tak ada yang berbuah. (berhasil)

7. Ungkapan dengan kata bilangan
Contoh:
a. Kalau bekerja dengan setengah hati, hasilnya kurang memuaskan (tidak sungguh-sungguh)
b. Janganlah seperti pepatah: Masuk tiga keluar empat. (pengeluaran lebih besar daripada penghasilan)
d.      Keduanya telah mengadakan pertemuan empat mata kemarin. (pertemuan rahasia).





















BAB III
PENUTUP

3.1                         Kesimpulan
Ungkapan adalah kelompok kata yang disampaikan bukan makna sebenarnya sesuai dengan maksud dan tujuannya ataupun untuk menyindir, sehingga sekarang ini penting bagi mahasiswa atau pelajar meningkatkan penggunaan ungkapan saat berkomunikasi utamanya untuk mengangkat citra bahasa Indonesia.
3.2                         Saran
Demikianlah makalah ini. Semoga dapat berguna bagi penulis pribadi dan pembaca umumnya. Penulis menyadari bahwa makalah ini  masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.

















7
 
 

 
DAFTAR PUSTAKA

Aryani, Heviana Septi. 2015. Majas, EYD, Pribaha, Kata Baku, dan Tidak Baku. Yogyakarta: Buku Pintar.
Aziz. 2016. Pembinaan Bahasa Indonesia. Makassar: Pena Indis.
Hermawan, Herry. 2012. Menyimak Keterampilan Berkomunikasi yang Terabaikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Ma’arif, Syamsul. 2013. Diksi, Ungkapan, dan Majas. Internet. http://ayipalmaarif.blogspot.co.id/2013/08/diksi-ungkapan-majas.html. Diakses 21 November 2016.




8
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar