Panggung
atau Kamar
Puisi
merupakan salah satu medium yang paling efektif untuk mengungkapkan perasaan.
Banyak hal yang mampu terangkum dalam untaian kata. Puisi sebagai karya sastra tentunya
memuat makna yang ingin disampaikan dari seorang pengarang kepada pembaca.
Dalam hal ini, ada beberapa makna yang diungkapkan dalam penulisan puisi.
Makna-makna
tersebut meliputi: makna lugas adalah
makna yang sebenarnya atau dengan kata lain makna denotasi, makna kias adalah
makna adalah makna yang membantu dan merangsang imajinasi atau daya bayang
pembaca untuk melukiskan apa yang sedang dibacanya, dan makna-makna lain.
Adapun
jenis puisi dari yang paling kuno sampai yang paling modern, dari mantra sampai
puisi kontemporer yang masing-masing memiliki ciri khusus. Misalnya saja puisi
lama yang sering ditandai dengan bunyi rima yang sama, satu bait terdiri dari
empat baris, dan satu baris terdiri dari beberapa kata.
Meski
ada pembabakan yang berbeda antara puisi lama dengan dan puisi kontemporer,
akan tetapi pada dasarnya puisi kontemporer tak bisa terlepas penuh dari puisi
lama itu sendiri. Contoh sederhana pada sajak pantun ab-ab, atau syair yang
aa-aa, sebenarnya masih selalu tewariskan dalam puisi kontemporer. Contoh pada
salah satu karya Sutardji Calzoum Bachri-Tapi:
Aku
bawakan bunga padamu
Tapi kau bilang masih
Aku
bawakan resah padamu
Tapi kau bilang hanya
Aku
bawakan darah padamu
Tapi kau bawakan Cuma
Aku
bawakan mimpiku padamu
Tapi kau bilang meski
…
Sementara
itu, akhir-akhir ini puisi kemudian bukan hanya hadir sebagai medium makna
semata, tetapi puisi juga hadir sebagai hiburan tersendiri. Setiapa acara
pentas seni, hingga tujubelasan di kampung, deklamasi puisi terus menjadi yang
terdengar lantang di panggung-panggung. Namun tidak semua puisi bisa di perdengarkan
ke orang lain. Terkadang ada puisi yang hanya menjadi konsumsi pribadi.
Artinya, puisi dibuat untuk dinikmati sendiri. Hal tersebut dikarenakan puisi
berisi curahan hati yang tidak ingin diketahui oleh orang lain, tetapi butuh
media untuk meluapkan apa yang dirasakan. Contoh sederhana seperti itulah yang
membuat adanya puisi kamar.
Dengan
demikian jika menilik karakter puisi yang ada, tidak semua puisi dapat
dideklamasikan ke orang lain, ada beberapa jenis yang memang untuk diri
sendiri. Sehingga lahir pusi panggung dan puisi kamar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar