Selasa, 09 Februari 2021

Essai- Panggung atau Kamar

 

Panggung atau Kamar

Puisi merupakan salah satu medium yang paling efektif untuk mengungkapkan perasaan. Banyak hal yang mampu terangkum dalam untaian kata. Puisi sebagai karya sastra tentunya memuat makna yang ingin disampaikan dari seorang pengarang kepada pembaca. Dalam hal ini, ada beberapa makna yang diungkapkan dalam penulisan puisi.

Makna-makna tersebut  meliputi: makna lugas adalah makna yang sebenarnya atau dengan kata lain makna denotasi, makna kias adalah makna adalah makna yang membantu dan merangsang imajinasi atau daya bayang pembaca untuk melukiskan apa yang sedang dibacanya, dan makna-makna lain.

Adapun jenis puisi dari yang paling kuno sampai yang paling modern, dari mantra sampai puisi kontemporer yang masing-masing memiliki ciri khusus. Misalnya saja puisi lama yang sering ditandai dengan bunyi rima yang sama, satu bait terdiri dari empat baris, dan satu baris terdiri dari beberapa kata.

Meski ada pembabakan yang berbeda antara puisi lama dengan dan puisi kontemporer, akan tetapi pada dasarnya puisi kontemporer tak bisa terlepas penuh dari puisi lama itu sendiri. Contoh sederhana pada sajak pantun ab-ab, atau syair yang aa-aa, sebenarnya masih selalu tewariskan dalam puisi kontemporer. Contoh pada salah satu karya Sutardji Calzoum Bachri-Tapi:

Aku bawakan bunga padamu

Tapi kau bilang masih

Aku bawakan resah padamu

Tapi kau bilang hanya

Aku bawakan darah padamu

Tapi kau bawakan Cuma

Aku bawakan mimpiku padamu

Tapi kau bilang meski

Sementara itu, akhir-akhir ini puisi kemudian bukan hanya hadir sebagai medium makna semata, tetapi puisi juga hadir sebagai hiburan tersendiri. Setiapa acara pentas seni, hingga tujubelasan di kampung, deklamasi puisi terus menjadi yang terdengar lantang di panggung-panggung. Namun tidak semua puisi bisa di perdengarkan ke orang lain. Terkadang ada puisi yang hanya menjadi konsumsi pribadi. Artinya, puisi dibuat untuk dinikmati sendiri. Hal tersebut dikarenakan puisi berisi curahan hati yang tidak ingin diketahui oleh orang lain, tetapi butuh media untuk meluapkan apa yang dirasakan. Contoh sederhana seperti itulah yang membuat adanya puisi kamar.

Dengan demikian jika menilik karakter puisi yang ada, tidak semua puisi dapat dideklamasikan ke orang lain, ada beberapa jenis yang memang untuk diri sendiri. Sehingga lahir pusi panggung dan puisi kamar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar